Diabetes Mellitus
Diabetes mellitus adalah istilah
untuk sebutan penyakit yang di Indonesia dikenal dengan nama penyakit gula atau
kencing manis, istilah ini berasal dari bahasa Yunani. Diabetes artinya
mengalir terus, mellitus artinya madu atau manis. Jadi istilah ini menunjukan
tentang keadaan tubuh penderita, yaitu adanya cairan manis yang mengalir terus.
Penyakit Diabetes mellitus ini biasa timbul secara mendadak pada anak-anak dan
orang dewasa muda. Pada orang yang telah berumur, penyakit ini sering muncul
tanpa gejala dan kerap baru diketahui bila yang bersangkutan melakukan
pemeriksaan kesehatan rutin. Apabila penyakit ini dibiarkan tidak terkendali
atau penderita tidak menyadari penyakitnya bertahun tahun kemudian akan timbul
berbagai komplikasi kronis yang berkaitan patal, seperti penyakit jantung,
terganggunya fungsi ginjal, kebutaan, pembusukan kaki yang kadang memerlukan
amputasi, atau timbulnya impotensi yang sangat merisaukan. Saat ini. Diabetes
mellitus tidak hanya dianggap sebagai gangguan metabolisme karbohidrat, tetapi
juga mencakup metabolism protein dan lemak yang diikuti dengan komplikasi yang
bersifat kronis terutama terjadi pada struktur dan fungsi pembuluh darah. Oleh
karena itu, setiap orang sangat dianjurkan sedini mungkin mewaspadainya dan
segera memulai usaha pencegahan. Untuk itu penyusun akan membahas tiga jenis
tanaman obat untuk diabetes mellitus
Jenis – jenis Tanaman Obat yang dapat Mengobati
Diabetes Mellitus Tanaman obat yang digunakan dalam terapi Diabetes Mellitus
jumlahnya cukup banyak.
Tanaman – tanaman tersebut diantaranya :
a. Lidah buaya
( Aloe vera ) Tunbuhan liar di tempat yang banyak terkena sinar matahari. Lidah
buaya ditanam di pot dan di pekarangan rumah sebagai tanaman hias atau tanaman
obat. Daunnya agak runcing berbentuk taji, tebal, tepinya berduri kecil,
permukaan berbintik-bintik, panjang 15 – 36 cm, lebar 2-6 cm, bunga berwarna
kuning kemerahan, bijinya kecil, warnanya hitam dan banyak tumbuh di afrika
bagian utara, Hindia barat. Lidah Buaya tahan terhadap kekeringan, karena di
dalam daun banyak tersimpan cadangan air yang dapat dimanfaatkan pada waktu
kekurangan air. Bagian tanaman yang digunakan adalah daun, bunga, dan akar.
Tanaman ini digunakan dalam bentuk segar. Kandungan kimia : Lidah buaya mengandung
aloin, barbaloin, isobarbaloin, aleonin, dan aleosin. Efek Farmakologis:
Tanaman ini Memiliki rasa pahit dan bersipat dingin. Berkhasiat sebagai
antiradang, pencahar, parasiteside, dan untuk memperbaiki pancreas.
b. Kumis Kucing ( Orthosiphon Aristatus ) Tumbuhan
tegak, bagian bawah berakar dan tinggi bagian buku – bukunya mencapai 12 cm.
batang segi empat agak teratur dan berbulu pendek. Daun tunggal, bentuknya
bundar, berbulu halus, pinggir bergerigi, dan kedua permukaan berbintik. Bunga
berupa tandan, warna ungu pucat, biru, atau putih. Tumbuh di daratan rendah dan
ketinggian sedang. Seluruh bagian tanaman kumis kucing dapat dimanfaatkan untuk
ramuan obat terutama daunnya. Kandungan Kimia : Tanaman ini mengandung
orthosiphon glikosida, zat samak, minyak atsiri, minyak lemak, saponin, garam
kalium dan miyoinositol. Herba ini memiliki rasa asin agak pahit dan sepet.
Efek Farmakologis : Tamanan ini bersifat antiradang, peluruh air seni, dan
penghancur batu saluran kencing. Kumis kucing rasanya pahit dan bersifat sejuk.
Rebusan kumis kucing dapat digunakan untuk mengobati penyakit diabetes mellitus
ditambah keluhan ginjal dan infeksi saluran kencing.
c. Mengkudu (
Morinda Citrifoli ) Mengkudu tumbuh didataran rendah pada ketinggian tanah
1.500 m di atas permukaan laut. Tumbuhan ini mempunyai barang tidak terlalu
besar dan tinggi pohon 3-8 m. daunnya bersusun berhadap-hadapan, panjang daun
20-40 cm, dan lebar 7-15 cm. bunganya berwarna putih, berwarna hijau dan
berbentuk lonjong, bijinya banyak dan kecil-kecil terdapat didalam daging buah.
Pada umumnya tumbuhan mengkudu dapat tumbuh secara liar di hutan –hutan atau
dipelihara orang dipekarangan rumah. Bagian yang digunakan untuk membuat ramuan
obat adalah akar, daun, buah, kulit batang dan bunga. Daun mengkudu termasuk
makanan berserat yang dapat mengurangi kenaikan glukosa darah sesudah makan di
samping menurunkan kadar lemak darah. Kandungan Kimia : kulit akar mengkudu
mengandung morindin, morindon, dan soranjidiol. Buahnya mengandung alkaloid
triterpenoid. Daunnya mengandung protein, zat kapur, zat besi, karoten dan
askorbin. Bunganya mengandung protein, zat kapur, zat besi, karoten dan
askorbin. Bunganya mengandung glikosida antrakinon. Selain itu mengkudu juga
mengandung minyak menguap asam capron dan asam caprylat. Efek farmakologis :
Mengkudu berfungsi sebagai penghilang hawa lembap pada tubuh, penambah kekuatan
tulang, dan pembersih darah. Perasan air mengkudu dapat digunakan untuk
mengobati diabetes mellitus. d. Sembung ( Blumea balsamifera ) Tumbuh di tempat
terbuka dan pada tanah yang agak basah pada ketinggian sampai 2.200 m di atas
permukaan laut. Tumbuh tegak, tinggi sampai 4 m berambut halus, bentuk daun
bundar, bagian pangkal dan ujung daun lancip, pinggir bergerigi, panjang 8 – 40
cm, lebar 2 – 20 cm, dan terdapat 2 – 3 daun tambahan pada tangkai daunnya.
Permukaan daun bagian atas berambut kasar, bagian bawah berambut hseperti
beludru. Bunga keluar dari ujung cabang dan warnanya kuning. Buah longkah
sedikit melengkung dan panjangnya 1 mm. Kandungan kimia : Daun sembung
mengandung minyak atsiri seperti sineol, borneol, kamper, tannin dan flavonoid.
Efek farmakologis : Tanaman ini bermanfaat untuk mengobati penyakit reumatik,
masuk angin, antidiare, dan antipiretik. Selain penyakit diatas tanaman ini
bermanfaat sebagai ekspektoran ( Peluruh Dahak ). Seluruh bagian tanaman dapat
dimanfaatkan untuk pengobatan. Gejala Umum penyakit Deabetes Mellitus. Gejala
awal yang timbul pada penderita dewassa yang lebih tua biasanya ringan sehingga
mereka tidak merasa perlu untuk berkonsultasi kepada dokter. Akibatnya, sering
mereka baru mengetahui menderita diabetes mellitus setelah timbul komplikasi,
seperti penglihatan jadi kabur atau bahkan mendadak buta, timbulnya penyakit
jantung, penyakit ginjal, penyakit kulit dan saraf bahkan terjadi pembusukan
pada kaki ( gangrene ). Tanda dan gejala yang sering dikeluhkan pasien antara
lain rasa haus, banyak kencing, rasa lapar, badan terasa lemas, berat badan
turun, rasa gatal, kesemutan, mata kabur, dan kulit kering. Berat badan
penderita penyakit diabetes mellitus dapat menurun drastis. Hal ini disebabkan
glukosa di dalam darah tidak dapat masuk ke dalam sel jaringan. Keluhan lain
penderita adalah sering kencing dan setiap kali air kencing yang dikeluarkan
cukup banyak. Keadaan ini terjadi karena kadar glukosa darah yang tinggi.
Adanya glukosa dalam air kencing tersebut glukosuria. Untuk mengeluarkan
glukosa melalui ginjal dibutuhkan banyak air. Hal inilah yang menyebabkan
penderita sering kencing (poliuria ) yang rasanya manis. Terkadang kencing
dapat menyebabkan tubuh kekurangan cairan (dehidrasi ) juga mengakibatkan kulit
menjadi kering. Rasa haus yang kekurangan air. Akibatnya timbul rangsangan ke
susunan saraf pusat sehingga penderita merasa haus dan ingin minum terus (polidipsi)
Banyak makan (poliphagia) terjadi karena adanya rangsangan ke susunan saraf
pusat karena kadar glukosa di dalam sel ( intraselluler ) berkurang. Akibat
kekurangan glukosa intraseluler maka timbullah rangsangan sehingga penderita
merasa lapar dan ingin makam.
Untuk mengatasi kekurangan energy maka tubuh
menggunakan cadangan lemak. Cadangan lemak dirombak (lipolisis) dan
mengakibatkan kadar lemak di dalam darah meningkat (hiperlipidemia). Lipolisis
yang berlebihan mengakibatkan ketoasidosis ( metabolic asidosis ) dan
menyebabkan pernafasan menjadi cepat dan dalam ( pernapasan kushmaul ) Badan
penderita penyakit diabetes mellitus sering terasa lemah dan berat. Hal ini
terjadi akibat tubuh kehilangan banyak cairan dan elektrolit karena ikut
terbuang melalui kencing yang berlebihan. Gejala lain yang mungkin dikeluhkan
penderita diabetes mellitus antara lain kejang pada kaki atau betis akibat
kekurangan cairan dan elektrolit, rasa gatal, pada wanita dapat terjadi rasa
gatal pada lubang dubur, kemaluan, bisul – bisul, dan mata menjadi kabur.
Komplikasi yang mungkin timbul karena pengaruh diabetes mellitus diantaranya
adalah gangguan pembuluh darah besar ( makroangiopati ) dan gangguan pembuluh
darah kecil (mikroangiopati ). Mikroangiopati menyebabkan kerusakan pada
ginjal, mata dan saraf. Adapun makroangiopati mengakibatkan kerusakan pada
jantung, otak, dan kaki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar